Smandu Cibal di Unika Cup 2025: Kami Baru Mulai Berproses. Perjalanan Panjang Baru Di Mulai

Smandu Cibal di Unika Cup 2025: Kami Baru Mulai Berproses. Perjalanan Panjang  Baru Di Mulai
Sumber foto; tim media SMA Negeri 2 Cibal

Ada yang menarik dari Unika Cup 2025 di cabang sepak bola. Kehadiran beberapa tim baru jadi alasannya. Tim-tim baru inilah yang kemudian meningkatkan tensi pertandingan setiap harinya. Salah satu tim baru tersebut adalah pasukan muda dari kecamatan Cibal Barat, tim sepak bola SMA Negeri 2 Cibal. Saya berkesempatan bertemu coach Gonza Yoman, pelatih Smandu Cibal di sela-sela mempersiapkan stan pameran di sekitar Natas Labar Motang Rua pada Jumat (2/5).

Saya: “Halo coach apa kabarnya?”

Coach Gonza: “Halo om Evan, kabar baik. Lagi sibuk urus tim Smandu sekalian dengan stan di sini”

Saya: “Coach, saya merasa tertarik untuk bertanya mengenai tim Smandu yang coach tukangi sekarang. Setelah pindah ke Cibal Barat, coach memulai satu yang baru di sana. Bisa diceritakan kepada kami bagaimana ceritanya sampai tim ini bisa terbentuk?”

Coach Gonza: “Lumayan melelahkan e om Evan. Ite bayangkan saja, tim Smandu Cibal ini dibentuk H - 11 sebelum Pembukaan Turnamen Dies natalis Unika Yang Ke 66, dengan Nama Re'sman FC. Om Evan bayangkan saja, 11 hari sebelum pembukaan baru terbentuk. Dengan Persetujuan Kepala Sekolah, bapak Yustus Berahi S. Ag dan hasil rapat dewan guru kami putuskan bersama untuk mengambil bagian dalam turnamen bergengsi antar pelajar yang melibatkan perwakilan SMA/SMK dari 5 kabupaten di daratan Flores.

Saya: “Berarti ada dinamika juga coach e antara ikut atau tidak di Unika e?”

Coach Gonza: “Oleee om Evan itu pasti e. Antara setuju dan tidak setuju di rapat. Apalagi ini bermain di luar sekolah. Jaraknya lumayan jauh”.

Saya: “Kita masuk ke teknis pertandingan coach e. Bagaimana perasaannya coach setelah melakoni dua pertandingan pembuka?”

Coach Gonza: “Puas sekali om Evan artinya kami bisa menyelesaikan dua laga di babak penyisihan group. Di pertandingan pembuka kami gagal mencetak gol. Di pertandingan kedua kami sukses mencetak dua gol biarpun harus kalah. Kami bangga e. Bangga karena sudah bisa memulai ta”.

Saya: “Kalau perasaan anak-anak yang coach tangkap dari dua pertemuan awal coach?”

Cocah Gonza: “Berkesan bagi mereka om Evan dimana mereka baru merasakan aura sepak bola yang sebenarnya sudah lama mereka impikan, bermain dikota, belajar dengan sekolah-sekolah yang sudah berpengalaman bertanding setiap tahun di Liga Pelajar. Walapun mereka gugup tapi berusaha tampil maksimal, walapun memiliki keterbatasan skill dan kemampuan mengolah bola tapi mereka mau belajar e om Evan itu yang saya tangkap dari mereka”.

Saya: “Coach, menjelang pertandingan ketiga melawan SMK Aloysius, bagaimana persiapan anak-anak?”

Coach Gonza: “Saya arahkan mereka untuk bermain lepas om Evan. Kami posisinya ini sudah tersingkir. Tidak ada harapan untuk lolos karena dua kali mengalami kekalahan. Jadi mau kejar apalagi selain pengalaman bertanding. Besok saat bertemu Aloisius, saya pastikan anak-anak kami bermain lepas tanpa beban”

Saya: “Satu lagi coach yang terakhir. Kira-kira apa misi yang mau dibawa oleh tim Smandu Cibal coach?

Coach Gonza: “Om Evan, tim ini terbentuk sangat singkat. Saya dan guru olahraga membimbing anak- anak untuk belajar bagaimana cara bermain bola yang benar, mulai dari pasing, kontrol, serta melatih kecepatan dan kelincahan mereka. Memang sangat sulit untuk mereka mengerti dengan cepat karena waktu yang begitu singkat untuk membuat mereka mengerti dan memahami tentang mengolah si kulit bundar apalagi tidak didukung kondisi lapangan yang kurang baik untuk berlatih.

Kami mulai dari nol e om Evan apa agi siswa di Smandu Cibal sangat minim pemahaman tentang sepak bola juga kalau bicara jam terbang anak-anak kami di bola, sangat minim sekali bahkan tidak pernah ikut bertanding.

Jarak Ruteng-Cibal Barat cukup jauh e om Evan. Setiap hari pergi pulang untuk melatih anak anak Resman. Setidaknya anak-anak bisa tampil perdana di Ruteng. Ini sejarah besar bagi kami e om Evan bisa tampil di turnamen di Ruteng. Kami sadar sulit untuk melangkah jauh tapi kami berani memulai. Kami baru mulai berproses untuk jangka panjang. Kira-kira demikian e om Evan.

Saya: “Terima kasih banyak e coach. Betul-betul perjuangan yang tidak kenal lelah. Semoga tahun depan bisa berbuat banyak coach”.

Coach Gonza: “Amin-amin om Evan. Tahun depan kami jauh lebih siap. Percaya saja”.

Saya: “Terima kasih banyak coach untuk waktunya. Sampai jumpa tahun depan coach”.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *