Yogyakarta, Egi dan Grace

                                                                               


Haii selamat siang. Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik saja. Sama halnya dengan saya beberapa hari terakhir. Masih bersemangat dan kabar baik yang mengikuti.

Job MC selalu ada di setiap hari Jumat dan orderan Jastip lancar seperti biasa. Pekan lalu tampak berbeda. Saya mendapat job MC di hari Senin, 21 Juli 2025.

Sore hari, kedua mempelai Egi dan Grace mengikrarkan janji nikah di gereja St. Sirilius stasi Nul paroki Tanggar. Malamnya, resepsi berlangsung di Natas Pongkor desa Poco Lia kecamatan Lamba Leda Selatan kabupaten Manggarai Timur.

Egi dan Grace

Kedua mempelai Egi dan Grace menjadi pasangan pertama yang saya pandu acara resepsi di Natas Pongkor. Egi, pemuda Bealaing, pemilik nama lengkap Eugenius Besli, anak ketiga dari pasangan bapak Matheus Habat dan ibu Maria Suria. Egi mempersunting Grace, gadis Nul, anak pertama dari bapak Yoseph Robertus Hadiman dan ibu Leliana Lisa.

Egi pertama menghubungi saya pertama kali tanggal 7 Juli 2025. “Kae selamat pagi, neka rabo ganggu kae. Aku Egi Besli kae. Kae neka rabo kudu rei jadwal dite bo, free kin tanggal 21 Juli?”. Saya kaget tiba-tiba Egi kontak tanya jadwal MC. Sebelumnya memang saya tahu Egi sudah tunangan. Hanya tidak ada informasi lanjutan kapan Egi akan menikah.

Oiya, saya mengenal Egi sejak di Yogyakarta. Kami sama-sama tergabung dalam komunitas Xpio Yogyakarta. saya dan egi sama-sama pernah di Seminari Pius XII Kisol. Hanya beda angkatan. Saat kami tamat 2009, Egi baru masuk SMP. Setelanya baru ketemu di Yogyakarta. Tidak selalu bertemu setiap hari. Hanya tahu saja kalau ada adik Xpio yang baru. Beberapa kali bertemu Egi di kegiatan bersama Xpio.

Lalu Grace? Saat diberitahu kalau Grace SMA di SMAK Setia Bakti Ruteng dan tinggal di asrama Yosefa, saya mencoba mengingat sosok Grace. Gelap. Saya tidak pernah bertemu atau melihat atau apa pun itu tentang Grace. Kembali ke chat dari Egi, saya lalu bertanya kapan menikah. Saat tahu tanggal 21 Juli, saya lalu mengecek jadwal. Bersyukur sekali saya free dan tidak punya jadwal.

Selanjutnya? Pertanyaan biasa mengenai harga. Kami menyepakati harga di nominal keluarga. Egi saya kenal dan terutama saya kaget ternyata Grace dari Nul. Lalu acaranya di Natas Pongkor. Sudah, harga keluarga bertindak. Jadi sudah. Tanggal 21 Juli di Natas Pongkor, acara malam.

Menuju Hari H

Pertemuan pertama kami terjadi tiga hari setelahnya di tanggal 10 Juli 2025 tepatnya di warung kopi sebelah timur kampus Unika St. Paulus Ruteng. Kebetulan saat itu Egi dan Grace ke Ruteng. Keduanya punya tujuan lain ke Ruteng. Sekalian saja bertemu dengan saya. Pertemuan pertama ini membahas konsep acara nanti. Pertanyaan pertama kepada kedua mempelai Egi dan Grace. “Mau susunan acara yang beda dengan pengantin lainnya atau mau yang standar saja?”. Keduanya mengatakan yang standar-standar saja. Oke kita diskusi lebih lanjut.

Untuk standar-standar ini, kami berbincang santai. Saya mengatakan untuk masuk pertama ke pelaminan, apakah mempelai pria mau nyanyi atau jalan berdua diiringi instrument? Egi memilih jalan berdua diiringi instrument meski Grace menginginkan Egi bernyanyi. Setelahnya, beberapa mata acara dipusatkan di depan pelaminan. Alasannya jelas biar tidak naik turun pelaminan.

Setelah ada wawancara kisah cinta dilanjutkan dengan ucapan terima kasih kepada orang tua, wedding cake, suap orang tua, wedding dance, wedding kiss dan ucapan terima kasih. Di pertemuan pertama, susunan acara inilah yang kami sepakati. Apakah susunan acara ini berlanjut ke malam acara? Tidak. Ada perubahan.

Di hari Minggu sore saya menuju Nul bertemu Egi dan Grace untuk gladi acara. Gladi ini penting agar kedua mempelai memiliki gambaran saat acara keesokan harinya. Rencana susunan acara yang sudah kami bahas sebelumnya mengalami perubahan. Yang sebelumnya ada ucapan terima kasih dari kedua mempelai kepada orang tua tidak ada.

Grace merasa berat hati. Ia tidak tahan untuk menangis. jika ia menangis, kepalanya pusing. Jadinya kami cancel ucapan teirma kasih pengantin kepada kedua orang tua. Ucapan terima kasih kedua mempelai kepada para tamu undangan juga tidak ada digantikan oleh panitia. Gladi berjalan dengan lancar. Saya pamit pulang Ruteng.

Malam Acara

Malam acara pun tiba. Sedari awal saya telah diberitahu, acara dimulai menyesuaikan dengan kehadiran tamu undangan. Bisa jadi jam 8 lewat baru mulai. Tiba di kemah saya langsung berkoordinasi dengan beberapa pihak. Orang pertama tentu ketua panitia. Om Pice nama ketua panitia acara Egi dan Grace. Kepada om Pice saya berkoordinasi mengenai pemimpin doa, perkiraan acara dimulai, perkiraan jam makan dll. Hal ini penting bagi seorang MC agar segala mata acara dapat berjalan dengan lancar.

Tidak lupa saya mulai berkomunikasi dengan pengantin dan kedua orang tua. Pada saat undangan sudah mulai berdatangan di luar kemah, saya mempersilahkan undangan untuk masuk dan berjabatan tangan. Sekitar 1 jam lebih kedua mempelai berada di pintu masuk. Waktu menunjukan jam 8 malam. Undangan masih berdatangan. Acara belum bisa saya mulai. Kalau di Ruteng, jam 8 paling lama acara dimulai.

Hingga menjelang jam 8.17 saya mendatangai para orang tua dan kedua mempelai untuk memberitahu, setelah lagu yang sedang dinyanyikan, acara akan saya mulai. Tepat. Jam 8. 120 saya memulai acara. Suasana tampak tenang. Semua mata tertuju pada saya. Apakah karena para tamu undangan baru melihat ada muka baru, MC yang badan besar di kampung Pongkor dan Nul atau karena apa, saya juga tidak tahu. Setelahnya, saya membuka acara dengan penuh semangat. Para tamu undangan saya ajak untuk berdiri, mengarahkan pandangan ke belakang menyambut kehadiran kedua mempelai.

Egi dan Grace berjalan dengan tenang sembari melempar senyum kepada para tamu undangan di kiri dan kanan. Senyum kedua mempelai tidak pernah berhenti. Itu sudah. Jadi pengantin baru, kalau bukan senyum yah lambaian tangan. Keduanya berjalan hingga ke depan pelaminan, balek badan, beri hormat dan selesai.

Cerita Cinta

Setelahnya, wawancara kisah cinta. Egi dan Grace punya cerita cinta yang menarik. Keduanya bertemu di Yogyakarta. Hanya saya penasaran, dimana Egi bertemu Grace. “Pertemuan kami agak berbeda kaka Evan. Kami malah bertemu pertama kalinya di Rumah Sakit. Kebetulan saat itu ada ponakan yang sakit. Saya pergi berkunjung, buka pintu dan langsung melihat wajah Grace”, cerita Egi. Saya jadi tertawa sendiri mendengar cerita Egi.

Mengetahui Egi bercerita dengan penuh semangat dan santai, saya langsung berkata dalam hati, “Harus olah mereka Egi ini”. Tanpa berpikir panjang saya langsung berinisiatif bertanya, “Lalu kemudian bagaimana Egi?”. Mungkin Egi sudah tahu harus bercerita apa, Egi pun melanjutkan ceritanya. “Jadi saya mengungkapkan cinta kepada Grace itu di Gua Maria Ganjuran. Gua ini dari Yogyakarta sekitar 1 jam. Saya sampaikan perasaan saya kepada Grace di gua Maria ini. Saya yakin Grace terima karena saya sudah berpikir kalau tidak terima Grace mau pulang dengan siapa?”, cerita Egi disambut gelak tawa para tamu undangan. Terbaik.

Setelah selesai wawancara, mata acara berikutnya wedding cake lalu suap orang tua, bapa mama saksi dan kedua orang tua. Untuk momen suap ini, saya melanjutkan apa yang disampaikan bang Rian, pengantin yang saya pandu acaranya di Cewonikit (18/7). Kata Rian saat itu, lebih baik satu persatu suap biar fotografer mudah membidik momen. Kalau kedua mempelai sekalian suap, mempelai pria akan terhalang oleh mempelai wanita. Cara ini saya lanjutkan di momen Egi dan Grace. Keduanya satu persatu memberi suap kedua orang tua dan bapa mama saksi.

Ada yang menarik di acara berikutnya tepatnya di momen wedding kiss. Wedding dance aman. Kedua mempelai menuju ke pelaminan. Berdiri sejajar, berdansa berdua dan menikmati setiap langkah kaki. Pada saat momen untuk wedding kiss, penyanyi sudah memberi kode, saya mulai mengatakan “kaka Egi berikan kecupanmanis di kening istrimu dalam hitungan 3, 2, 1”. Saya berpikir kembang api langsung menyala.

Sekitar 2-3 detik kembang api belum menyala. Saya yang jejer. Serius. Sedikit menunggu lalu menyala. Momen romantis terjadi. Saya belum bisa membayangkan jika kembang api tidak menyala. Bingung saya. Setelahnya, acara berlangsung sesuai yang telah direncanakan. Ucapan terima kasih dari panitia yang diwakili oleh bapak Marsel Renta, santap malam bersama dan acara bebas. Segala rangkaian acara ditutup jam 21. 50.

Lalu dilanjutkan dengan goyang ragam bersama beberapa lagu yang sudah hits di kalangan anak muda dan emak-emak. Lantai dansa pun penuh anak muda yang hadir memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai. Saya sendiri bertahan hingga jam 1 dini hari. Menikmati setiap lagu dan goyangan para tamu undangan. Lebih ke mengambil peran sebagai penonton yang menyaksikan goyangan para tamu undangan ketimbang jadi pemain yang goyang di setiap lagu yang diputar.

Apalagi saat lampu disco milik GCA sudah berputar tabola bale di kemah pesta, suasana makin ramai. Nikmat apa yang kita dustai lagi selain suasana saaat acara bebas? Yah begini sudah. Kedua mempelai saya lihat juga larut dalam acara bebas. Pukul 01.00 keesokan harinya, suasana makin ramai. Isi kemah mulai padat dengan kedatangan para tamu undangan yang mungkin sebelumnya duduk di luar. “Mori, jam begini malah makin padat”, kata saya dalam hati.

Harus diakui, pesta cinta Egi dan Grace sukses. Hal ini saya tanyai di beberapa orang tua. Bahkan ada yang mengatakan pesta Egi dan Grace paling megah. Semoga iw. Sebagai MC tentu merasa senang dengan hal ini. Toh semuanya demi kebahagiaan kedua mempelai. Tepat pukul 02.15 saya pamit pulang Ruteng.

Dear Egi dan Grace

Kepada kedua adik berdua Egi dan Grace, selamat menempuh hidup baru e. Sedari awal mengikuti kalian berdua, saya berkata dalam hati, "romantis sekali cerita perjalanan kalian. Memadu cinta sejak di bangku kuliah di satu kota hingga berakhir di pelaminan". Terbaik.

Oiya, perjalanan panjang sudah dimulai. Saat ite berdua membaca tulisan ini, usia pernikahan sudah mulai dihitung. Semoga bahagia selalu, cepat diberi momongan dan yah jangan lupa pulang ke Yogyakarta. Berlibur dan mengenang masa-masa pacaran. Terima ksih banyak sudah mempercayai saya sebagai pemandu acara di acara resepsi. Sampai jumpa lagi di kesempatan lainnya.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *