Recis dan Sisi Lain Yang Tidak Terpikirkan

Recis dan Sisi Lain Yang Tidak Terpikirkan
Selamat pagi para pembaca sekalian. Website yang anda singgahi ini merupakan website baru yang saya buat untuk menampung segala ide gagasan yang terlintas di pikiran saya. Sebelumnya saya punya website dengan nama kreatifbergerak.com. Website itu sudah tidak saya kelola lagi berganti ke website yang sedang anda baca ini. Jangan tanya kenapa namanya evanlahur.com. Itu rahasia pribadi. Yang tidak ada rahasianya adalah isi pikiran saya yang sedang anda baca ini.

Judul kali ini adalah sisi lain dari SMA Swasta Katolik Regina Pacis, Bajawa yang belum kita ketahui bersama.  Di perhelatan tahun keduanya, Recis, singkatan dari SMA Swasta Katolik Regina Pacis Bajawa, hadir lagi. Entah apa yang ada dalam pikiran sang Kepala Sekolah. “Intinya anak-anak dapat pengalaman di luar daerah”, mungkin demikian. Terbukti, tim sepak bola Recis telah mendapat pengalaman berharga berupa kemenangan di dua laga awal. Di laga pembuka turnamen, Recis menggilas SMAS Budi Dharma Cancar dengan skor telak 7-0. Di laga kedua, giliran SMKS Widya Bhakti Ruteng yang takluk dengan skor telak 0-3. 

Empat Catatan Penting

Saya punya beberapa catatan mengenai tim Recis. Kesatu, lembaga ini berani mengirim tim keluar daerah. Itu dulu yang perlu digarisbawahi. Tidak sekadar mengirim tim, tapi lembaga ini berani untuk menerima kenyataan, para siswanya tidak sekolah di kelas. Iya to? Bukan pergi pulang Bajawa – Ruteng lagi, tapi menginap di Ruteng selama turnamen berlangsung. Mungkin saja salah dua alasan yang diperbincangkan di ruang kepala sekolah adalah “sekolah itu bukan hanya di ruangan kelas saja tapi di luar kelas juga sekolah”. 

Kedua, jadi begini, terlihat perbedaan antara kualitas permainan Recis dan tim lawan. Kalau mau kita telusuri lagi, pelatih Recis bukan kaleng-kaleng. Asli. Pelatih kepala Recis, coach Andri Nanga, adalah mantan pemain PSN Ngada. Selain itu, coach Andri juga sudah punya Lisensi PSSI. Terbukti, coach Andri, selain menukangi tim Recis juga menukangi tim PSN Ngada U-17. Gelar juara Soeratin 2023 yang diraih oleh PSN Ngada U-17 adalah bukti coach Andri bukan pelatih kaleng-kaleng.

Ketiga, apa ada kolerasi antara pelatih berlisensi dengan permainan di lapangan? Ada to kaka. Sudah pernah nonton pertandingan Recis di Unika Cup 2024 yang lalu dan yang sedang berlangsung? Satu kata, terpola. Permainan dari kaki ke kaki kemudian serangan dari berbagai sisi dan teknik dasar yang ditunjukan oleh para pemain. Ada beberapa pemain yang menjadi kunci dari skuad Recis. Dino di lini tengah yang menjadi kunci alur bola, ada Ebin To’i dan Varel yang menyisir dari sayap dan juga ketenangan sang kiper di bawah mistar gawang. Beberapa pemain inilah yang membentuk pola serangan Recis. Enak ditonton.  

Keempat, kaka dong tahu, tim Recis datang ke Ruteng bersama dengan seabrek aturan di tempat penginapan. Saya melihat dengan mata kepala sendiri. Sebelum jam 7 malam, tim sepak bola Recis berkumpul dan mendaraskan lima peristiwa doa Rosario. Setelah itu makan malam dan lanjut dengan pertemuan antara tim pelatih dan para pemain. Mereka menonton video sepak bola. Tim pelatih akan melakukan evaluasi laga yang telah berlangsung dan menjelaskan banyak hal mengenai ilmu sepak bola. Pola serangan misalnya. Atau bisa jadi bagaimana cara menjaga striker lawan.

Selain doa Rosario, tim Recis punya satu aturan yang menurut saya baik yakni kumpul HP. Anda bayangkan, tim ini menjalani hari-hari di Ruteng tanpa HP. Saya bisa gila kalau saya yang menjalani aktivitas ini. Ada waktunya pakai hp. Kura-kura demikian. Jadinya, para pemain bisa berinteraksi satu sama lain dan saya yakin, salah satu topik interaksi mereka, mereka akan mendiskusikan topik sepak bola. Evaluasi laga yang telah berlangsung misalnya. Luar biasa.

Yang Perlu Kita Belajar

Poin pertama mengenai keberadaan Recis selama dua gelaran Unika Cup, saya pikir kita bisa belajar bagaimana bertandang di luar sekolah untuk sebuah turnamen. Bukan di di Ruteng saja Recis mengikuti turnamen tapi di Aimere, Ende dan kota Kupang. Di kota Kupang malah Recis selalu juara di cabang basket putri Honda DBL, delapan tahun berturut-turut. Polanya masih sama, membawa tim dan nginap berminggu-minggu. Saya yakin pikirannya masih sama “sekolah bukan saja di ruang kelas tapi di luar kelas”.

Poin kedua, pelatih berlisensi. Saya yakin anda sekalian juga sepakat betapa pentingnya pelatih berlisensi. Dengan memiliki lisensi kita punya bukti bahwa kita telah mengikuti pelatihan berlisensi. Di ranah sepak bola, ada urutan lisensi kepelatihan. Di Indonesia urutan lisensi terdiri dari Grassroots (D Nasional), C AFC, B AFC, A AFC dan AFC Pro. Setiap lisensi menawarkan ilmu yang berbeda-beda. Berhubung pelatih Recis sudah punya lisensi, bukan hal yang mustahil, dari teknik pemanasan, pola hidup dan cara bermain merupakan akumulasi dari ilmu yang didapat dari lisensi dan penerapannya di lapangan. Aio, apakah di sekolah anda, pelatih sepak bola sudah punya Lisensi? Kalau belum, ambil sudah.

Poin ketiga, mengenai aturan, kita bisa belajar dari Recis. Saat mengikuti turnamen sepak bola, misalnya, aturan pengumpulan hp bisa diterapkan. Selain itu, kebiasan doa Rosario pun bisa diterapkan. Memang berat tapi aturan dan kebiasaan ini memberi jalan bagi banyak hal positif. Recis sudah mendapatkan hasilnya melalui gelar juara Unika Cup 2024 yang lalu. 

Aio belajar dari Recis. Beberapa sisi lain ini bisa jadi bahan pembelajaran untuk kita bersama. Jika tim sepak bola putra Recis lolos hingga ke babak final, kita masih punya banyak waktu untuk menyaksikan aksi pemain Recis. Lebih dari pada itu, kita bisa menyempatkan waktu main ke tempat penginapan para pemain Recis. Koordinasi dengan pelatih mungkin, ngopi dan saling tukar cerita pengalaman. Mengapa ini penting? Proses belajar. Mumpung tim kuat Recis masih di Ruteng, to?

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *