Untuk Seorang Wakil Rakyat, Om Donatus Mote di Nabire, Papua Tengah
(Surat Tanda Persahabatan Dari Ruteng, NTT)
Halo om Don selamat malam waktu kota Ruteng, waktu Indonesia Tengah. Saat saya menulis surat ini, Ruteng sedang dingin. Berharap dinginnya kota ini, dibalas dengan panasnya langit besok.
Harapan ini dibungkus oleh kenyataan, saat ini di Ruteng, juga saya yakin di Nabire, Papua Tengah sedang mengalami Kemarau Basah. Paginya panas, siang jam 1 an sudah mulai hujan. Lebat. Beginilah Ruteng om Don, kota dari ibukota kabupaten Manggarai, tempat yang om Don ingin kunjungi selama ini.
Saya sengaja menulis surat ini biar terlihat berbeda dari kebanyakan orang. Saya menulis tulisan ini untuk menggantikan ucapan selamat atas pelantikan anggota DPRD Provinsi Tengah pada 27 Mei 2025 yang lalu.
Daripada hanya sebatas ucapan di WA atau status di facebook, saya berpikir, saya harus berbuat sesuatu yang beda, sama halnya dengan pergerakan demi pergerakan yang sedari zaman kuliah saya lakukan, mesti dihidupi semangat berbeda dari orang lain. Itulah alasan mendasar tulisan ini dibuat.
Om Don, saya mewakili anak dan istri ingin mengucapkan selamat atas kepercayaan yang diberikan rakyat kepada om Don. Sejak om Don menyampaikan informasi akan dilantik sebagai wakil rakyat, saya tidak habis pikir. Om Don yang dulu saya kenal sebagai pribadi yang cerdas, tekun dan tenang mendapat satu hal yang kita pelajari dulu di bangku kuliah yakni wakil rakyat.
Mungkin jika saya hadir di ruangan pelantikan, akan saya peluk om Don. Benar om Don. Mungkin perasaan saya ini mewakili kebanggaan teman-teman yang mengenal om Don sejak di bangku kuliah di Yogyakarta. Benar kata orang. Proses tidak akan menghianati hasil. Om termasuk salah satu orang yang memberi contoh paling nyata dari pernyataan ini.
Saya tahu sekali bagaimana sepak terjang om Don sejak di bangku kuliah. Itu tadi. Cerdas, tekun dan tenang. Dengan motor Shogun biru tanpa kaca spion, tiga hal ini menyatu bersama pribadi om Don yang saya ingat memiliki nama lengkap Donatus Mote. Luar biasa sekali om Don.
Om Don, masih ingatkan om Don akan kebersamaan kita dulu? Saya kalau ingat kisah kasih di zaman kuliah dulu, saya harus katakan, om Don prbadi yang luar biasa. Saya punya beberapa pengalaman yang masih membekas hingga saat ini.
Kesatu, pengalaman saat kita mengikuti kegiatan Fokkermapi di salah satu tempat di daerah Bantul bersama teman-teman dari kampus UGM dan UMY. Kita berdua foto bersama saat itu. Hahahahaha saya harus tersenyum sambil tertawa om Don. Kita berdua saat itu masih ganteng. Badan masih langsing.
Kedua, saya masih ingat, pernah sekali saya dengan Efrem memacu kuda besi Supra menuju daerah Kaliurang ke asrama mahasiswa Deiyai bertemu om Don. Kita duduk diskusi di satu meja bundar. Saya masih ingat, om Don memberikan file berisi puluhan artikel. Kita menghabiskan malam saat itu. Saya pulang bersama puluhan artikel tersebut.
Saya masih ingat om Don menulis masalah-masalah seputar Papua. Masalah pendidikan, sosial dan tentunya masalah klasik kemasyarakatan. Jujur om Don, saya tidak habis pikir. Om Don begitu tekun menulis tulisan terssebut. Sehingga benar apa yang saya katakan, om Don tipe orang yang tekun. Buktinya tentu di puluhan tulisan tersebut. Semoga om Don masih ingat e.
Ketiga, om Don masih ingat waktu tahun 2014 akhir begitu, saat kita melaksanakan program KKN di wilayah waduk Sermo di kanbupaten Kulonprogo. Kami mendapat penempatan KKN di dusun Tegiri II.
Saat itu saya melaksanakan program pengabdian, program pribadi, yakni penyampaian materi Undang-Undang Desa kepada warga dusun Tegiri II. Saya masih ingat saat itu, om Don hadir dalam diskusi tersebut. Fotonya masih ada om Don. Dalam refleksi singkat, saya katakan dalam hati kalau kehadiran om Don saat itu adalah tanda persahabatan.
Tiga pengalaman ini menyatu bersama kebersamaan lainnya di kelas dan di bawah pohon ketapang juga dikantin mbak cici om Don e. “Mbak Cici, tadi kopi satu sama 5 gorengan”, padahal tadi kita makan sampai 20 gorengan. Pantas mbak Cici rugi besar hahahaha. Saya meyakini, semua kebersamaan dan pengalaman ini menjadi jalan menuju kursi dewan yang om Don yang sedang duduki.
Pokoknya saya yakin, apa yang om Don jalani saat ini merupakan hasil dari pengalaman proses yang om Don jalani sejak di Yogyakarta. Saya bangga bisa menjadi bagian terkecil dari prosesi itu. Itulah mengapa saya harus menulis surat ini om Don. Biar abadi. Layaknya karya-karya om Don zaman kuliah.
Om Don, surat ini tidak hanya sekadar nostalgia. Namun berisi juga harapan dari saya yang pernah mengenal om Don. Saya punya beberapa harapan untuk om Don sebagai wakil rakyat. Kesatu, jadilah wakil rakyat yang merakyat om Don e.
Ambil saja filosofi pohon Ketapang tempat kita berisitrahat setelah jeda kuliah dulu om Don. Jadilah sosok yang dapat menjadi tempat bersuaranya masyarakat. Mendengar dengan hati dan tentunya menjadi corong suara masyarakat Papua Tengah. Untuk hal ini, saya yakin om Don bisa.
Kedua, tetaplah sederhana om Don. Om Don sudah jadi orang besar wakil rakyat di tingkatan provinsi. Bukan lagi seorang mahasiswa yang selalu merintih di akhir bulan atau seorang pemuda yang masih mencari jati diri. Orang besar, punya segalanya.
Punya akses terhadap modal, kebijakan dan tahta. Jangan gelap mata om Don. Tetaplah jadi pribadi yang sederhana. Takut akan Tuhan dan tentunya menjadi diri sendiri. Untuk hal ini saya yakin om Don bisa. Ibarat om Don menghidupi nama santo Donatus yang om pakai namanya sebagai identitas. Om Don, tetap sederhana e.
Ketiga, selama menjabat, tolong tetap perhatikan adik-adik mahasiswa di berbagai kota studi om Don. Berdayakan mereka dengan berbagai kegiatan edukatif selama merantau kuliah. Khususnya di asrama mahasiswa, jangan hanya jadikan asrama hanya sebatas rumah untuk tidur dan makan tapi jadi tempat memproduksi ide-ide pergerakan bagi kabupaten asal. Setidaknya adik-adik ini nantinya bisa menjadi bagian dari perubahan Papua Tengah. Untuk hal ini, saya yakin om Don tahu harus berbuat apa.
Keempat, ini celutukan om Don hahahahaha. Dari kursi DPRD, semoga bisa lanjut ke kursi Bupati atau Gubernur om Don e hahahahaha. Ini harapan sekaligus doa om Don. Karena apa? Karena kami tahu kapasitas om Don seperti apa. Tiga kata kunci tadi erdas, tekun dan tenang.
Tiga kata kunci ini menjadi benih yang mesti dipupuk oleh pengalaman politik yang om Don sedang jalani. Cerdas dalam pikiran, tekun dalam bekerja dan tenang dalam mengambil keputusan. Jadi sudah barang ini.
Om Don, kiranya empat harapan ini bisa digabungkan dengan harapan masyarakat yang om Don wakili. Saya melihat foto di media sosial, om Don mengadakan perayaan ekaristi syukur setelah pelantikan. Tetap andalkan Tuhan juga om Don e. apalah arti hidup kita manusia tanpa Tuhan.
Om Don, sebelum saya pamit menutup surat ini, anggap saja surat ini merupakan produk akademik terbaru yagn bisa kita kolaborasikan om Don e. karena ini berupa surat, harapannya, ada balasan berupa tulisan dari om Don di tengah kesibukan terbaru sebagai anggota DPRD Papua Tengah. Kura-kura demikian om Don e.
Saya mohon pamit dulu om Don e. dari kota Ruteng, saya ucapkan selamat bekerja untuk om Don.
Tetap semangat berGerak om Don
Jangan lelah berkarya
Jaga kesehatan
dan Merdekaaaaaa