Opa Ande dan 40 Tahun Usia Pernikahan


                                                                              


Anda sudah menikah? Kalau belum, saya yakin anda belum bisa membayangkan bagaimana cerita perjalanan pernikahan di usia 40 tahun iw. Itu sudah. Setiap kita tentu ingin menghabiskan waktu selamanya dengan pasangannya. Begitu pun sebaliknya.

Meski demikian, takdir Tuhan selalu ada. Toh setiap pasangan selalu mengimpikan beberapa angka berikut dalam usia pernikahannya, 5 tahun, 10 tahun, 25 tahun, 40 tahun dan 50 tahun pernikahan. Tujuh puluh lima tahun pernikahan? Juga bukan suatu yang mustahil.

Tulisan yang sedang anda baca ini merupakan cerita pengalaman saya memandu satu acara di hari Sabtu (12/7) yang lalu tepatnya di perayaan syukur 40 Tahun usia Pernikahan. Pasangan yang berbahagia kali ini adalah opa Andreas Djulimin dan oma Krista Sri Suharti. Keduanya berdomisili di Rumbit tepatnya di belakang biara Scalabrinian, Ruteng. Di halaman rumah opa Ande, begitu beliau akrab disapa, acaradihelat.

Cerita Awal

Sebelum saya melangkah jauh di tulisan ini, ada baiknya saya berbagi cerita awal saya bisa menjadi pemandu acara di acaranya opa Ande. Di satu siang di bulan Juni 2025 yang lalu, saya lupa tanggal berapa, saya bertemu opa Ande di pasar. Beliau langsung menodong saya dengan pertanyaan. “Kapan ada waktu, opa mau ke rumah. Serius. Begitu beliau bertanya kepada saya. Saya pun bingung. Ada hujan angin apa sampai opa bertanya demikian.

                                                                                


Sudah. Saya katakan, “opa besok pagi saja opa e sebelum jam 8 pagi. Saya keluar jastip jam 8 soalnya opa”. Singkat saja jawaban dari opa Ande, “oke siap besok opa ke rumah. Mungkin karena sudah jodoh iw, sore hari di hari yang sama saya bertemu kembali dengan opa. Saya mendapat orderan ambil kue di rumah opa Ande.

Oiya, satu informasi saja e, opa Ande memiliki satu anak, kak Wati namanya. Kak Wati punya usaha buat kue dengan brand Dapur Wawa. Kak Wati sering disapa kak Wawa. Jadi di sore itu saya menuju rumah opa Ande mengambil orderan. Saya sempat menyentil perihal pertemuan pagi tadi. “Opa untuk apa yang tadi opa”. Karena saya sedikit memaksa, jadinya opa menyampaikan maksud dan tujuan rencana pagi tadi.

Kami duduk berhadapan. Opa menyampaikan maksud dan tujuan. Opa meminta kesediaan saya untuk menjadi MC di perayaan 40 tahun usia pernikahan. Tanggal 12 Juli di hari Sabtu. Tanpa pikir panjang saya bersedia. “Oke opa siap siap opa. Selalu siap opa”. Jadi sudah barang ini. Setelah ambil kue dan ingin pamit saya menyampikan pesan akan menghubungi kaka Wawa perihal persiapan menjelang hari acara.

Hari Acara

Acara syukuran ini diawali dengan perayaan Ekaristi Kudus. Perayaan ekaristi ini dihadiri oleh empat orang imam. Rm. Stef, Rm. Rino, Pater Rofinus dan satu pater yang saya lupa namanya. Romo Rino menjadi selebran utama. Perayaan berjalan khidmat

Apalagi koor ditanggung oleh paduan suara Gregorian yang mana para anggotanya ialah laki-laki, bapak-bapak pula. Seakan sedang misa di Vatikan. Lagu-lagu ordinarium menjadi lagu andalan di perayaan kali ini. PSG Paroki Katedral, begitu mereka biasa disebut, juga menjadi rumah dari opa Ande selama ini.

                                                                             


Opa Ande punya hobi bernyanyi. Di kelompok koor wilayah, PSG dan beberapa kelompok koor lainnya, opa Ande selalu ada. Itulah mengapa yang menanggung koor selama perayaan ekaristi adalah PSG.

Selesai acara, langsung dilanjutkan dengan ramah tamah. Acara pertama tentunya foto-foto. Mengapa harus foto-foto? Ini bukan perkara FB Reels tapi ini berkaitan dengan kenangan. Setidaknya dengan foto yang diambil, mengingatkan kita akan momen sekali seumur hidup ini

                                                                             


Urutan foto seperti biasa, diawali oleh opa dan oma bersama para imam, bersama kelompok koor PSG, bersama anak tercinta dan kedua keluarga besar. Lancar. Fotografer gesit mengambil momen.

Saya mulai bertugas. Sebagai MC, tantangan terberat ialah membawa suasana acara menjadi penuh kekeluargaan. Serius. Sedari awal opa Ande mengatakan acaranya sederhana tapi penuh kekeluargaan. Tidak banyak undangan disebar. Betul-betul keluarga terdekat dan kelompok. Ini jadi pijakan pertama saya. Beruntungnya saya bisa memulai acara dengan penuh keyakinan, acara ini pasti akan sukses.

                                                                              


Apa yang saya yakini benar terjadi. Di beberapa momen, sisi romantis terjadi. Di saat opa mencium kening sang istri menjelang tiup lilin 40 tahun, kaka Wawa berurai air mata penuh kebahagiaan menerima suapan kue dari sang ayah dan tentunya kegembiraan Romo Stef menerima suapan kue dari opa Ande mewakili masa lalu 40 tahun yang telah berlalu.

Perihal Rm. Stef, satu hal yang spesial ialah Romo Stef menjadi satu dari sekian saksi yang ikut ambil bagian dalam pernikahan opa Ade dan oma Is 40 tahun yang lalu. Romo Stef mengatakan di sesi sambutannya, ia masih menjadi frater Tingkat 2 saat opa Ande dan oma Is menikah di aula Soverdi SVD provinsi Ruteng. Saat itu Pater Marsel Nahas, SVD yang memberkati opa dan oma. Romo Stef menerima suapan kue dari opa, sebagai ingatan akan peristiwa bersejarah 40 tahun lalu itu.

Satu momen lainnya hadir pada saat opa Ande menceritakan pengalaman pertama bertemu oma Is. Opa bercerita secara singkat kalau dulu opa bertemu oma di satu sekolah yang sama. Hanya memang beda status. Opa Ande adalah guru ekonomi, oma Is sebagai murid. Dua momen bersejarah terjadi yakni saat opa mendengar informasi dari teman guru bahwa ada seorang murid pindahan yang cantik sekali.

Setelah mendengar informasi itu, eh setelah itu opa langsung mengajar di kelasnya gadis cantik itu. Pandangan opa Ande langsung tertuju pada wajah murid tersebut saat masuk kelas. Mungkin ini yang namanya jodoh. Tak hanya disitu, opa Ande ternyata cemburu di satu kesempatan saat oma Is terlihat dibonceng oleh satu teman guru saat pulang sekolah

Rasa cemburu ini menjadi bagian dalam perjalanan cinta selanjutnya. Mengapa menjadi salah satu titik balik? Karena setelahnya, opa Ande rutin mengunjungi oma Is di rumah gang tengah Kampung Maumere. Cinta pun tumbuh bersemi. Mengakar. Hingga bersatu di altar suci dan terbang menjauh hingga usia 40 tahun.

Belajar dari opa Ande

Saya punya satu kebiasaan. Apa-apa selalu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dari sudut pandang inilah saya mencoba untuk belajar. Dari perayaan dan job MC kemarin saya belajar banyak hal dari opa Ande. Asli.

Kesatu, kerendahan hati opa Ande. Opa nde di kesempatan ia menyampaikan sambutannya, ia mengatakan kunci bisa sampai ke usia 40 tahun adalah suami harus mengalah. Asli ni. Suami harus mengalah. Di saat opa Ande mengatakan suami harus mengalah tersirat sikap kerendahan hati opa Ande. Meskipun benar, suami harus mengalah. Benar atau salah, suami harus mengalah.

Untuk poin kesatu ini, terima kasih banyak opa e. sikap ini bisa menjadi pembelajaran yagn sangat berarti bagi kami generasi muda. setidaknya kami bisa menerapkannya di kehidupan keluarga kami masing-masing. Terima kasih banyak opa.

Kedua, selain suami harus mengalah, saya juga belajar satu hal yakni hidup ini perlu dinikmati. Anda pernah bertemu dengan opa Ande di jalan atau dimana saja? Opa Ande selalu melempar senyuman. Ini ciri khas yang beliau tunjukan. Baik di pasar, di jalan saat berpapasan, opa Ande selalu melempar senyuman. Saya berpikir kebiasaan ini menjadi salah satu obat mujarab mengapa beliau masih terlihat segar dan bergairah hingga di usia memasuki 70 tahun.

Ketiga, tentunya pengabdian opa Ande pada gereja. Opa Ande aktif di berbagai kegiatan paduan suara. Di kelompok koor wilayah, PSG maupun di kelompok koor yang membutuhkan suara bass opa Ande. Bahkan di satu kesempatan opa Ande bingung, mengapa anak muda suaranya bagus-bagus

Tapi saat diajak untuk kut koor tidak mau. Kegelisahan ini tentu berkaitan dengan harapan akan regenerasi. Mungkin di hati terdalam, refleksi singkat yang bisa saya petik ialah dengan berbakti pada gereja, rezeki yang Tuhan berikan mungkin bukan berupa uang tapi Kesehatan mungkin, hidup Bahagia dan lain sebagainya. Opa Ande yang mengalaminya sendiri.

Lalu, menuju 50 tahun?

Lalu, perjalanan panjang pun kembali dimulai. Opa Ande dan oma Is akan terus menjalani hari-hari sama seperti pasangan lainnya. Mengerjakan pekerjaan rumah, opa harus ke pasar dan oma memastikan urusan rumah tanggal sesuai dengan yang direncanakan. Tentu ada harap, perayaan syukur 40 tahun akan berlanjut ke perayaan syukur 50 tahun. Usia emas

Angka hanyalah simbol seberapa jauh kita telah melangkah. Lebih dari pada itu, kualitas hari jadi penentu. Merayakan hari dengan kegiatan postif, usaha menjaga Kesehatan dan pikiran positif jadi jembatan penyebrangan menuju usia emas.

Opa Ande dan oma Is, selamat merayakan usia 40 tahun pernikahan. Terima kasih sudah percaya saya sebagai pemandu acara. Sampai jumpa di perayaan 50 tahun pernikahan di tahun 2035 nanti. Pasti bisa.

Selalu sehat, berpikir positif dan Bahagia.

Salam hangat dari Pasar Inpres Ruteng saat tulisan ini saya selesaikan

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *