Ketinggalan Kapal Tilongkabila, Pelanggan Jastip Hingga Jadi MC Nikah

                                                                              


Haii selamat siang. Saat anda membaca tulisan ini, satu pasangan Katolik yang sah telah bertambah. Di hari Jumat (18/7) yang lalu, seorang pria bernama lengkap Floriano Andi Dtanjoeng atau sering disapa Rian putra dari bapak Alfons Andi dan ibu Isabela Nambus dan seorang gadis bernama Venansia Oktaviani atau sering disapa Nansi putri dari bapak Sabinus Eda dan ibu Maria Goreti Jenia memilih hidup bersama, mengucap janji nikah dan mensyukuri perjalanan cinta mereka dengan mengadakan resepsi di aula Paroki St. Vitalis Cewonikit bersama para tamu undangan.

Kapal Tilongkabila

Kapal tilongkabila menjadi salah satu cerita yang hendak saya bagikan kepada anda sekalian. Di satu hari di bulan Juli 2017, saya bersama beberapa teman ketinggalan kapal Tilongkabila di pelabuhan Benoa Bali. Sial memang. Dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Bali, jalanan macet. Travel yang kami tumpangi juga kejebak macet. Saat tiba di pelabuhan Benoa, kapal sudah berangkat. Alhasil, kami harus bermalam di Bali.

Saat itu kami memutuskan nginap di kosannya om Pendik di seputaran IKIP Bali. Saya lupa nama kompleks kosannya om Pendik. Nah setelah ketinggalan kapal, kami pun memutuskan mencari informasi tiket pesawat murah tujuan Labuan Bajo. Katanya, kalau mau dapat tiket yang murah harus cari di jam-jam 1 dini hari. Oke fix saya dan teman-teman lainnya menggunakan cara ini.

Biar lebih muda mengakses jadwal pesawat, kami memutuskan ke warnet. Beruntung sekali, ada warnet di sekitar kosan om Pendik. Kami pun masuk dan mulai mengakses informasi penerbangan. Beruntungnya ada tiket yang murah. Tidak murah-murah sekali. Tidak sampai sejutalah saat itu. Kami pesan tiket itu. Keesokan harinya kami pulang menggunakan pesawat terbang.

Yang menarik dari cerita ini adalah penjaga warnet yang kami kunjungi saat itu adalah orang Manggarai. Karena ia mendengar kami berbincang ringan di depan warnet, ia keluar dan menegur kami. Kami pun ngobrol bersama. Saya tahunya dia juga orang Manggarai. Setelah itu tidak ada lagi komunikasi.

Saat saya bertemu pertama kali kedua mempelai di Pasketa, salah satu café di seberang utara Natas Labar, untuk membahas konsep acara di resepsi, Rian, sang mempelai pria, baru bercerita kalau penjaga warnet yang saat itu bercerita dengan saya dan teman-teman lainnya adalah dirinya. Saya kaget dan bingung. Kenapa tiba-tiba begini jalan ceritanya e hahahahaha. Luar biasa. Serius. Hidup mengantar kita dari satu simpul ke simpul berikutnya. Simpul berikutnya inilah yang kemudian kita namakan pengalaman baru.

Pelanggan Evan Jastip

Sedangkan Nansi beda lagi. Nansi pelanggan jastip yang rutin saya layani orderannya sejak dari Ruteng hingga ia pindah ke Labuan Bajo. Saya masih ingat, komunikasi pertama kami di tanggal 8 November 2022. Saya yang kontak pertama kali Nansi setelah dapat arahan dari rekan Evan Jastip lainnya. Rencananya mau belanja di pasar eh ternyata bapaknya Nansi yang lanjut belanja.

                                                                             


Komunikasi kedua tanggal 6 Juli 2024 saat itu Nansi order ambil pizza di Aline Pizza. Sayanya yang tidak bisa karena sudah tidak jalan di jam 18.55. Tanggal 31 Juli 2024 setelahnya baru bisa jalan orderannya Nansi, orderan belanja barang kebutuhan anak panti asuhan. Setelah itu, Nansi rutin order di Evan Jastip. Saya yang jalan.

Oiya, saya punya usaha Jasa Titip (Jastip) di Ruteng. Setiap warga kota yang ingin berbelanja di pasar, ambil paket atau apa pun yang mau dititip bisa menghubungi saya. Salah satu dari sekian ratus pelanggan yang telah order di saya adalah Nansi.

Bahkan sehari sebelum menikah dan di hari H pernikahan, Nansi masih mengontak saya untuk orderan jastip. Sehari sebelum hari H, Nansi masih orderan ambil baju untuk dibawa ke Nisman Taylor. Malamnya, Nansi masih order pesan kamar di hotel Sinda untuk sang mertua. Pada hari H pun Nansi masih order beli lilin persembahan, kotak kue dan listerin.

Untuk setiap kepercayaan saya ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada Nansi. Pada akhirnya bukan hanya orderan jastip yang terjadi tapi kepercayaan untuk memberi ruang kepada saat sebagai MC pernikahan mereka. Luar biasa. Sehingga kemudian isi chat bukan hanya perihal orderan jastip tapi konsultasi dan koordinasi perihal persiapan acara.

Malam Acara

Saat ketemu pertama kalinya di Pasketa (21/6), Rian dan nansi mengatakan ingin acara yang simple, cepat tapi berkesan. Oke siap. Sebagai seorang MC, saya pun memutar otak yang menerjemahkan permintaan ini pada susunan acara dan hal-hal apa saja yang mendukung tercapainya keinginan ini. Kura-kura demikian pekerjaan kami sebagai seorang MC.

                                                                               


Susunan acara yang kami rancang saat itu ialah Rian akan masuk sendiri terlebih dahulu kemudian menjemput Nansi di pintu utama lalu jalan bersama. Di satu waktu, Nansi bertanya, apakah bisa kami berdua berjalan sambil bergoyang ria? Saya menyambut baik keinginan ini. Hanya memang tantangannya ada pada mereka berdua. Oiya kenapa harus seperti ini, saya baru mengerti di akhir acara. Keduanya ingin acara mereka adalah cerminan diri mereka berdua.

Kedua mempelai ini, Rian dan Nansi termasuk tipe pasangan yang selalu happy. Gembira terus. Serius. Apa yang ditunjukan kepada kita, saya dan anda adalah benar-benar mereka berdua. Itulah yang menjadi tantangan bagi saya menghadirkan suasana resepsi yang sesuai dengan keinginan kedua mempelai.

Ada jalan. Jalannya itu dimulai saat malam gladi (17/7). Sekitar jam 20.30 malam, kami sepakat bertemu di aula Paroki Cewonikit untuk gladi. Tiba di aula, ternyata teman-teman Rian sudah menunggu. Mereka ada empat orang. Mereka berempat berasal dari luar Manggarai, dari Bali, dari Sidoarjo dan dari Yogyakarta. Mereka punya dua tujuan yakni mendaki Wae Rebo dan ikut pestanya Rian.

Saat bertemu, bincang sedikit, kami sepakat untuk menambahkan satu mata acara melibatkan keempat teman Rian. Mereka akan bergoyang ria dari belakang pintu utama, mengantar Rian dan Nansi ke depan pelaminan. Jadi. Bersama lagu Lenggang Puspita milik Afgan, kami memulai latihan. Tidak lama memang latihannya karena keempat teman ini orangnya asyik. Jadi barang ini.

Acara pun dimulai. Undangan sudah ramai berbaris. Malam itu di beberapa tempat di Ruteng ada pesta nikah. Di aula Assumpta maupun di MCC ada pesta nikah. Bersyukur di aula Paroki Cewonikit, undangan banyak sekali. Semua kursi terisi penuh. Saya membuka acara dengan agak sedikit ragu. 

Ini pertama kali saya memandu acara sendirian di aula Paroki Cewonikit. Sebelumnya saya memandu acara dengan enu Sefi Tais saat pernikahan Dessy Keon. Malam itu saya sendiri. Agak canggung tapi dapat saya atasi. Seorang MC harus mempu mengatasi kecanggungan barang sepersekian detik.

Di pernikahan Rian dan Nansi orang tua berjalan bersama anak-anak lainnya. Rian memili dua saudari perempuan yakni Eleonora Andi Juita dan Arsenia Andi Julia. Sedangkan Nansi memiliki dua adik perempuan dan satu adik laki-laki yakni Marsyano Alpha Goethe, Eleonora Maria Peregrina dan Kresensia Angela Kurnia

Mereka semua berjalan penuh percaya diri mengikuti kedua orang tua di depan. Mengapa orang tua harus berjalan bersama anak-anak mereka? Biar para tamu undangan tahu siapa saja adik kakak kandung dari mempelai. Mereka tentu punya andil masing-masing dalam perjalanan cinta kakak mereka. Pembukaan yang bermakna.

Saat kedua mempelai dipanggil, suasana mulai berbeda. Keempat teman Ryan bergoyang ria. Goyangan mereka bersama lagu Lenggang Puspita memberi suasana tampak berbeda. Tidak banyak mempelai yang menggunakan konsep ini. Kalau bukan bestie-bestie yang jalan di depan mempelai, ada tarian dan juga tanpa yang mengantar. Rian dan Nansi memberi satu suguhan yang berbeda. Luar biasa.

Selanjutnya? Ini dia. Acara berikutnya ialah bertanya seputar kisah cinta. Kisah cinta Rian dan Nansi menarik menurut saya. Keduanya beda sekolah, FX dan Smansa. Rian mengenal Nansi dari temannya. Dari sekian banyak teman yang ditanyai Rian, satu benang merah penyatu tentang sosok Nansi adalah Nansi anak yang cerdas. Hal inilah yang menjadi satu alasan Rian jatuh hati kepada Nansi. Nansi orang yang cerdas. Di sesi wawancara, Rian mengatakan hal demikian.

Satu hal lagi yang menarik bagi saya. Rian menangis. Serius. Dari awal perkenalan hingga malam kami gladi, saya punya satu kesimpulan sementara mengenai sosok si Rian. Ia orangnya selalu happy, tidak punya beban dan lain sebagainya. Tapi di sesi terima kasih kepada orang tua, Rian menangis

Ia berdiri tegak di hadapan dua orang tuanya. Pecah. Saya pun tidak menyangka Rian bisa menangis. Dalam pikiran saya Nansilah yang akan menangis nantinya. Ternyata tidak. Setelahnya, acara berjalan dengan lancar hingga makan malam dan acara penutup.

                                                                              


Oiya, satu sesi yang menarik menurut saya ialah saat pembagian tumbler. Tumbler ini persembahan dari Ako Sang kepada para tamu undangan. Sedari awal, Nansi sudah menyampaikan kalau nanti ada sesi pembagian tumbler. Perkara kemudian ialah bagaimana teknis pembagian karena ada 60 tumbler yang disiapkan oleh Ako Sang. 

Teknisnya ialah siapa yang beruntung. Voucher ditempelkan di kursi . Suasana tampak pecah saat saya mengatakan voucher bisa didapatkan di kursi bapak ibu sekalian. Para tamu undangan tampak sibuk mencari vouvher tersebut. Ramai sekali.

                                                                               


Saya baru tahu belakangan ternyata anak Carlie, anak Ako Sang adalah teman akrab dari Rian. Carlie, Satu satu jembatan yang menghubungkan Rian dan Nansi di masa SMA selain Putri Dani sahabat mereka lainnya. Juga, Rian selalu di Ako Sang saat masa SMA. Sebagai bagian dari merayakan masa lalu, mungkin, Ako Sang juga memberi yang terbaik kepada Rian berupa pembagian tumbler.

Ulang Tahun Bunga

Acara berlangsung lancar sejak mata acara pertama hingga berakhir di goyang ragam. Acara bebas pun demikian. Para tamu undangan tumpah ruah di lantai pesta. Saya punya prinsip, acara bebas mesti cepat. Hal ini mengurangi potensi kacau

Karena para tamu undangan akan puas goyang, saat sudah mulai capai mereka malas untuk kacau. Setidaknya demikian pengalaman selama ini. Bersyukur, selama MC di berbagai tempat, potensi kacau dapat diatasi dengan cepat memulai acara bebas. Setidaknya tidak bertele-tele dan singkat namun padat berisi.

Nah ada satu yang menarik juga di akhir acara yakni saat Bunga, adik bungsu Rian berulang tahu. Tepat pukul 00.00, rian mendatangi kak DJ, berbisik untuk memutar lagu ulang tahun. Kak DJ mulai mengutak atik peralatannya. Lagu Jamrud pun diputar. Rian bersorak sambil merangkul lengan adiknya. Lalu ia memeluk penuh kasih sayang layaknya pelukan kakak ke adik tercinta. Untuk momen ini harus saya katakana terbaik. Jadi pembeda di akhir acara. Acara aman tanpa kacau.

Terima kasih

Untuk Rian dan Nansi terima kasih banyak harus saya haturkan kepada ite berdua karena sudah mempercayakan saya sebagai MC. Satu pengalaman berharga bagi saya. Bisa membantu, memberi infomasi dan memandu saat acara. Itu saja. Doa saya tentunya semoga ite berdua selalu sehat. Sukses selalu dalam karir, cepat diberi momongan dan tentunya bahagia selalu.

                                                                             


Satu lagi, terima kasih juga kepada para vendor yang sudah bekerja sama dengan saya dalam menyukseskan acara Rian dan Nansi. Kepada om Roni and friends di bagian band, Candy Makeup di bagian MUA, The Vow di bagian dekorasi, Natalie di bagian sound dan lighting dan juga tiga tim dokumentasi yakni kisahruangwaktu, sinimi.picture dan Tentang Kita. Luar biasa. Semoga kita bisa bekerja sama lagi.

                                                                             


Oiya, anda sekalian sudah mengunjungi hasil foto dari kisahruangwaktu, sinimi.picture dan Tentang Kita? Kalau belum, langsung berkunjung ke instagramnya rian_dtanjoeng e. Di situ kaka dong bisa melihat banyaknya foto yang berbicara banyak hal. Serius. Foto-foto mereka bercerita sekali. Asli. Foto-foto yang ada di tulisan ini pun hasil jepretan tangan mereka. Terbaik.

Terakhir, kepada Rian dan Nansi jangan lupa order ke Evan Jastip semisal ada yang perlu dibantu. Sekian dari saya, salam hangat ke Labuan Bajo. Semoga kita bisa bertemu lagi

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *