Ngopi di (Gang) Israel?

                                                                


Hai selamat pagi. Bagaimana kabarnya pagi ini? Semoga selalu baik iw. Berharap semua pekerjaan menjelang Natal sesuai dengan apa yang diharapkan bersama. Kue Natal, aman? Jangan lupa cek jadwal misa Natal ow.

Bicara mengenai Natal, tulisan kali ini berbicara mengenai Natal di Gang Israel. Mungkin, jika kita bicara mengenai Ruteng, Dingin, Hujan dan Gereja bisa jadi icon. Menjelang Natal, identitas Ruteng bisa menjadi Hujan, Lampu Natal dan Gang Israel.

Oiya, sudah pernah ke Gang Israel? Atau jangan sampai anda sekalian berpikir Gang Israel yang saya maksudkan di sini adalah sebuah gang kecil di Tel Aviv? Bukan kaka. Gang Israel secara administrasi pemerintahan masuk di kelurahan Tenda kecamatan Langke Rembong kabupaten Manggarai

Dalam konteks hidup menggereja, gang Israel berada di tiga Komunitas Basis Gerejawi (KBG) yakni KBG Ratu Para Rasul, KBG Benteng Daud dan KBG Maria Bunda Allah paroki St. Mikhael Kumba Keuskupan Ruteng. Oiya, tahu apotek Nara Farma? Nah itu sudah. Ada di gang Israel. Satu-satunya apotek di seputaran gang Israel dan sekitarnya milik kak Erik Nara. 

                                                                              

Apotek Nara Farma

Bagaimana, sudah ada gambaran? Belum? Mari saya arahkan. Anggap saja kaka mereka datang dari Gereja Kumba to. Terus ke arah Barat. Tiba di perempatan Honda atau kantor Lurah Tenda, belok kiri ke arah Selatan. Ikuti terus jalan mendaki itu

                                                                               

Perempatan kantor Lurah Tenda

Hitung saja, perempatan pertama, belok kanannya ke arah Natas Tenda, lurus lagi ke selatan ketemu perempatan kuburan lurus lagi ke selatan. Tiba di Minimarket Aciregal Bandung Utama, seberang selatannya,itu saja perempatan menuju gang Israel.

                                                                               

Perempatan menuju Gang Israel

Lalu apa yang menarik di gang Israel ini? Lampu Natal to kaka. Setidaknya saya punya dua alasan mengapa gang Israel menarik di masa Natal dan layak untuk jadi icon kota Ruteng. Pertama lampu Natal. Bukan lampu Natal biasa ini Pakk tapi lampu Natal yang dipasang berbaris rapi dari utara ke selatan sepanjang jalan raya. Perihal lampu Natal ini, gang Israel punya satu keunggulan yakni rumah-rumah warga yang berdekatan satu dengan lainnya dari utara ke selatan. Seberang barat dan timur, rumah-rumah berdiri kokoh. Hal ini memudahkan setiap bambu yang dipajang berdiri sejajar.

                                                                             

Gang Israel, Ruteng 

Kedua, berangkat dari poin pertama tadi, pada saat sore menjelang malam, sepanjang jalan di gang Israel ini, lampu Natal menyala begitu indah. Saya hanya bisa menggunakan kata indah untuk menggambarkan gang Israel di malam hari. Kalau anda sekalian berkunjung ke gang Israel di malam hari, saya yakin kita sepakat untuk mengatakan gang Israel berbeda dari tempat lainnya di Ruteng. Tidak percaya? Coba ke gang Israel di sore hingga malam hari. Dalam hati anda sekalain pasti akan berkata, coba di kami punya kompleks begini iw

Dua alasan ini setidaknya mengarahkan pikiran kita menjelang bulan Desember, seperti apa gang Israel punya lampu Natal nanti e?”. Pikiran ini pelan-pelan membentuk memori kita untuk penasaran akan tampilan gang Israel di setiap bulan Desember. Saya yakin akan hal ini. Keyakinan inilah yang kemudian memberi peluang akan satu hal baru yang bisa diperhatikan atau dipikirkan secara bersama oleh warga gang Israel. Tempat ngopi, saya menyebutnya demikian.

Benar sekali, tempat ngopi. Arahnya tentu ke wisata rohani atau wisata apa namanya. Karena saya menyebut wisata, tentu ada obyeknya. Jelas, obyeknya ialah lampu Natal yang menyala di sore dan malam. Wisata lampu Natal sambil ngopi sore, sambil mata dimanjakan dengan lampu natal yang bernyala bergantian. Indah sekali.

Selain mata yang dimanjakan, saya dan anda tentunya akan pulang membawa inspirasi tentang cerita awal merintis lampu Natal ini.

Setidaknya dari para penggerak awal, kita bisa mendapatkan cerita ini. Bagaimana cerita awal, bagaimana kemudian para penggerak tersebut menggerakan kompleks dan segala cerita yang menjadikan gang Israel seperti saat ini. Inilah yang namanya wisata tutur. Di tulisan ini, saya menyebut dua wisata di gang Israel yakni wisata lampu natal dan wisata tutur.

Tempat ngopi ini bisa menjadi peluang usaha bagi warga sekitar. Anggap saja kita katakan bagi para pelaku UMKM pemula. Bermodalkan meja dan kursi di teras rumah, kopi dan pisang goreng begitu, lampu Natal mulai dinyalakan, sore di gang Israel jadi berbeda. Tidak sekadar foto-foto lalu pulang tapi para pengunjung bisa lebih lama berada di gang Israel. Menikmati kopi sore bersama lampu Natal jadi satu pengalaman berbeda di gang Israel. Sembari menikmati kopi, wisata tutur tadi akan semakin lengkap.

Apakah ada yang singgah ngopi? Pasti ada. Pasar akan tercipta selama alami jika fasilitas tadi, kopi dan kue misalkan, ada di tempat. Di teras rumah, di pinggir jalan atau dimana saja bisa dilihat oleh para pengunjung. Media sosial akan memainkan perannya untuk menyampaikan ketersediaan kopi ini.

Setiap warga gang Israel tentu punya pasarnya sendiri. Teman sepermainan, keluarga besar maupun teman kantor. Mereka inilah yang menjadi pasar terdekat, pengunjung pertama. Setiap kita tentu ingin tampil beda di story WA atau Instagram. Latar lampu Natal gang Israel bisa jadi postingan yang keren di masa Natal ini.

Semoga peluang ini bisa ditangkap. Saya akan jadi satu pengunjung rutin nantinya. Untung sedikit per hari, jika dilakukan secara konsisten akan menjadi tambahan penghasilan yang sangat berarti. Sukses selalu gang Israel.

Aio ngopi di (Gang) Israel.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *