Orderan Jastip dan Sup Iga Bara Asmara Juara Lomba Masak Di BRI Cabang Ruteng
Hai selamat sore untuk kaka kaka semuanya. Kita ketemu lagi setelah sekian lama tidak bersua di website ini. Lumayan jeda lama untuk saya menghasilkan tulisan baru ini. Beruntungnya, Sabtu (13/12) kemarin saya mengalami satu pengalaman menarik. Saya dikirimi satu chat yang penuh makna, anggaplah demikian, dari seorang pelanggan setia Evan Jastip. “Tks nana kami juara 1”. Kura-kura demikian kiriman chat dari kaka Incek Huwa kepada saya. Saya lalu tersenyum campur senang. Di akhir senyuman, sang memori memerintahkan saya untuk menulis cerita di balik chat ini dari sudut pandang Evan Jastip.
Perihal chat kemenangan ini, saya pun pulang kembali ke beberapa hari sebelumnya. Kalau tidak salah di hari Kamis (11/12) pagi pada saat pulang ambil nomor antre di dr. Ronal, saya singgah tarik uang di ATM BRI Cabang. Mata saya tertuju pada satu tulisan Lomba Masak. Dalam hati saya berkata, “BRI kali ini banyak kegiatan e”.
Eh keesokan hari ini, Jumat (12/12) sore, kaka Incek Huwa, order belanja di pasar. Tumben sih kaka Incek kirim pesan orderan di jam 2 an siang. Biasanya kaka Incek akan kontak di pagi hari, belanja di pasar untuk kebutuhan siang maupun malam. Kali ini kontak di siang menjelang sore.
“Nana titip ka wortel ukuran besar 10 ribu mentimun 10 ribu dan tomat bagus 20 ribu”. Di akhir list belanja ini kaka Incek kirim satu pesan yang menarik buat saya. “Nana minta tolong ini kah untuk lomba masak besok”. Setelah membacanya, bak seorang Biksu, saya langsung tersenyum dan berkata dalam hati “Aman kaka aman”.
Kalau pelanggan mintanya begini, perihal tersenyum tadi, yang saya mau katakan, saya tahu apa yang harus saya lakukan. Meski saya sadar saya harus melawan satu situasi yakni ketersediaan barang di pasar di jam 2 an siang menjelang sore.
Mengapa saya katakan demikian? Beberapa bulan terakhir, satu dua sayuran yang baik akan habis dalam hitungan jam. Sebut saja wortel. Apa mungkin karena dapur-dapur MBG membeli sayuran dalam jumlah banyak? Entahlah. Toh dari jam 6 sampai jam 9 pagi, pengalaman selama ini, stok sayuran masih aman. Apalagi kalau kita tiba di pasar jam 6-7 pagi pada saat stan-stan lagi mengatur barang dagangannya. Saya jamin, wortel yang segar dan berukuran besar akan kita dapatkan.
Kalau sudah masuk di jam 11 ke atas, barang-barang sudah mulai berkurang. Anda sekalian bisa bayangkan, dari semua warung makan di dalam kota Ruteng maupun ibu-ibu rumahan menyerbu satu pasar yang sama. Menyerbu stan yang sama. Praktisnya barang sudah mulai berkurang di jam jam 10 pagi sampai 11 siang. Mau cari yang bagus pun demikian. Sudah mulai berkurang. Tak pelak, pada saat kaka Incek order di jam 2 siang, saya mulai ragu. "Ada tidak wortel yang besar dan masih bagus e?", tanya saya dalam hati.
Saya pun bergegas ke Pasar Atas berharap di stan milik Mas Marno, om Rino dan om Rian, wortel yang besar dan bagus masih ada. Sialan. Wortel kosong. Yang ada hanya wortel kecil. Tentu wortel ini tidak layak untuk ikut lomba. Saya pun bergegas ke Pasar Bawah. Sempat cek wortel di stan milik mama Get. Ada wortel. Ukurannya cukup besar tapi tidak segar. Saya pun bergegas ke beberapa stan di depan stan sembako. Tampak dari kejauhan saya melihat ada wortel ukuran besar. “Ae ini sudah”.
“Tanta e beli 10 ribu ka”. Sang pemilik stan tampak senang saya mulai memilah wortel jualan miliknya. Saya mulai mencari yang berukuran besar. Beruntungnya wortel ini sudah dibersihkan. “Eh kayaknya 10 ribu kurang ini tanta. Ambil 15 ribu saja sudah e”. Saya jadinya ambil 15 ribu. Lumayan banyak untuk ukurang 15 ribu, kurang lebih setengah kilo. Pas untuk ukuran lomba masak.
Setelah perkara wortel selesai, saya membeli timun di stan mama Get. Timun di stan mama Get besar-besar. Untuk tomat, saya beli di stan om Rino. Saya beli tomat yang sudah masak, tapi tidak lembek juga berwarna merah.
Setelah selesai berbelanja, saya langsung menghantar belanjaan ke rumah kaka Incek di Tenda. Tak lupa memberi kabar kepada kaka Incek perihal perubahan jumlah wortel yang dibeli. ”Kaka tabe. Belanjaan sudah di rumah kaka e. Saya jamin bahan tadi layak untuk jadi bahan lomba kaka. Hanya wortel besar tadi saya beli 15 ribu kaka. Besar ta kaka”. Di akhir chat saya mengirim totalan belanja ditambah biaya jastip. Beberapa detik kemudian terdengar notifikasi Brimo. Transferan masuk.
Hari Sabtu (13/12) pun tiba. Saya tidak punya pikiran lagi mengenai lomba masak ini. Kecuali di pagi hari setelah pulang ambil nomor antre di dr. Ronal saya melihat sekelompok orang berbaju biru berjalan di seputaran Sentosa Raya. “Kayaknya pegawai BRI itu ta”. Juga pada saat melewati jalan utama di depan kantor BRI Cabang, ada terop yang terpasang. Saya menduga, hari ini semua pegawai BRI Cabang Ruteng berkumpul di kantor Cabang.
Tepat pukul 15.02 kaka Incek mengirim pesan. ”Tks nana kami juara 1”. Yeahhhhhh juara 1. Kaka Incek tidak lupa mengirim foto menu makanan hasil lomba. Cantik sekali. Ada tulisan HUT BRI Ke 130 dari wortel. Kaka Incek lalu mengabari nama menu juara ini, Sup Iga Bara Asmara. Luar biasa sekali.
Kalau mau dikata, mungkin saja, Sup Iga ini hadir dengan Bara Asmara. Memberi rasa cinta kepada setiap orang yang mencicipinya. Ruteng yang sedang hujan, dingin dan berkabut berjodoh dengan Sup Iga Bara Asmara. Tampilan menu pun juara. Warna setiap bahan yang diolah pun memanjakan mata.
Kaka Incek tidak sendiri. Ia bersama kaka Mei, kaka Olin, kaka Yolan, kaka Duli dan kaka Carla. Mereka berenam perwakilan dari kelompok 5 yang merupakan wakil dari kantor Cabang Ruteng; tim POK (Petugas Pelayanan Kredit), SPO (Petugas Pelayanan Operasional) dan Marketing Kredit (RM SME) dan tim kantor Cabang Pembantu Borong
Oia, saya jadi teringat tomat, timun dan wortel yang saya beli sehari sebelumnya. Kaka Incek dan rekan satu tim sukses mengolah bahan yang ada menjadi olahan juara. Timun dipotong dan didekorasi sedemikian cantik bersama wortel dan lombok besar. Tomat pun demikian. Di potong sedemikian rupa lalu didekorasi bersama potongan timun dan daun sup.
Saya menduga, saat juri lomba masak ini mencicipi Sup Iga Bara Asmara ini, sang juri mungkin berkata dalam hatinya, ”ini makanan surga”. Terbaik sekali.
Nah tulisan ini dibuat sebagai bentuk ucapan terima kasih saya kepada kaka Incek atas kepercayaan yang telah diberikan kepada saya untuk membeli bahan lomba khususnya tomat, timun dan wortel. Lebih dari pada itu ada dua hal pula yang bisa saya refleksikan dari pengalaman ini.
Kesatu, saya pribadi bisa semakin matang dalam melayani kebutuhan pasar para pelanggan. Bahan apa yang dibeli, harus pergi ke stan mana, bagaimana cara memilih bahan yang baik, trik menawar agar mendapat banyak dan tentunya interaksi dengan para pedagang. Wortel, timun dan tomat yang baik juga berasal dari proses yang baik. Saya bersyukur menjalani proses ini. Hasilnya tentu juara.
Kedua, juara dan tidak, tentu bonus. Saya yakin kaka Incek juga setali tiga uang dengan apa yang saya pikirkan bahwa lomba masak jadi bagian dari cara merayakan kehidupan. Kita tentu butuh satu hal yang membuat kita selalu bergembira, tersenyum, huru hara mungkin dan menahan nafas, siapa tahu.
Memasak adalah salah satunya. Berpikir mengolah daging sapi menjadi salah satu aktivitas yang menarik, juga bagian dari merayakan akhir pekan agar menjadi lebih menyenangkan. Rehat sejenak dari urusan kantor, dengan para nasabah dan hitung hitungan keuangan, lalu memasak,jadi salah satu cara merayakan kehidupan.
Apalagi aroma Iga Sapi yang sangat enak, gurih kaldu dan manis legit memberi satu momen yang tak terlupakan dari perjalanan sebagai bagian dari BRI Cabang Ruteng. Untuk hal ini, saya ingin mengucapkan selamat untuk kaka Incek dan tim.
Di akhir tulisan ini saya ingin ucapkan selamat ulang tahun BRI yang ke 130. Tetap jaya di darat, laut maupun udara. Juga untuk beberapa pegawai BRI Cabang Ruteng yang senantiasa mempercayakan segala kebutuhan rumah tangga kepada saya. Beli sayur, ikan, minyak goreng dll.
Sekali lagi saya ucapkan terima kasih berlimpah. Saya jadi terharu menulis ucapan terima kasih ini. Serius. Setiap Minggu selalu ada orderan dari kaka kaka pegawai BRI. Ada saja. Sekali lagi terima kasih kaka kaka semua. Jangan kapok order di Evan Jastip.
Sekian dulu cerita dari saya. Selamat berhari apa saja saat anda sekalian membaca tulisan ini.



